Salah satu pengaruh yang ditumbulkan dari
suatu amal kebaikan adalah rasa tenang dalam hati, dada terasa lapang, dan jiwa
yang selalu teduh walaupun sedang dilanda cobaan.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha
Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.“ (Maryam
: 96)
Orang
yang berbuat kebaikan akan merasakan bagaimana manisnya ketaatan dan bahagia
dengan semua yang ia terima dari berbuat kebaikan. Allah SWT berjanji akan
selalu mengistimewakan mereka-mereka yang beramal baik itu amal ibadah. Dari
itu orang yang diistimewakan Allah SWT tidak dapat mengungkapkan dengan
kata-kata dan perasaan yang senang.
Tetapi
semua itu berasal dari Niat yaitu, perbuatan yang tulus dan ikhlas serta
tujuannya semata-mata hanya untuk mendapatkan ridhanya Allah SWT. Ibnu Taimiyah
berkata,
“Jika kamu tidak menemukan kenikmatan dalam hatimu, padahal kamu telah berbuat
amal kebaikan, serta tidak kamu temukan kelapangan dalam dadamu, maka kamu
perlu berprasangka bahwa Tuhan Maha Penerima Syukur. “
Maksudnya
adalah Allah SWT mau tidak mau harus memberikan balasan pahala kepada orang
yang telah beramal baik. Balasannya yang berupa suatu kenikmatan yang ia
temukan dalam hatinya seperti kelapangan dada dan ketenangan hati.
Jika
ia tidak mendapatkannya padahal ia telah melakukan kebaikan, bisa jadi ia
melakukannya karena tidak ikhlas dan niat sebelum melakukan kebaikan sudah
buruk.
“
Allah SWT telah berjanji akan memberikan harta yang melimpah kepada orang-orang
yang berbuat kebaikan. Dan janji Allah SWT ini tidak akan dipungkiri ataupun
diingkari-Nya. “
Ada salah satu nikmat dan hikmah dari
suatu amal kebaikan adalah tercegahnya turunnya azab dan kebinasaan jiwa seseorang
oleh orang lain. Apabila kebaikan yang kita lakukan bertambah, maka kerusakan
akan dihilangkan, dan apabila kebaikan yang berkurang maka azab yang akan
mendekat.
“
Wahai orang-orang yang berbuat kejahatan, ucapkanlah terima kasih kepada
orang-orang yang berbuat kebaikan. Ucapan terimakasih merupakan kewajiban yang
dibebankan atas kamu. Seandainya tidak ada mereka, maka kamu akan binasa, dan
lantaran mereka kamu selamat. Seandainya mereka meninggal, maka kamu akan
celaka dan disiksa.”
Waktu saja apabila kita menggunakannya
untuk hal-hal yang baik atau berbuat kebaikan. Waktu pun bisa menjadi berkah
untuk orang-orang yang melakukan kebaikan. Contohnya, Jika kita bekerja
niatkanlah semua dengan niat bahwa Allah menyenangi orang mukmin yang suka
bekerja.
Melakukan amal kebaikan dapat membuat
orang-orang yang melakukannya menjadi bercahaya lebih berkilau daripada bulan
purnama. Dahi merekan pun bercaya seperti matahari.
Perbuatan Kebaikan bisa berupa melakukan
sedekah kepada sesama. Tetapi terkadang ada orang yang memiliki harta yang
berlimpah tapi ia tidak mau mengamalkannya. Karena takut apabila ia mengamalkan
hartanya maka hartanya lama kelamaan akan berkurang. Tetapi semua itu salah
jika kita mengamalkan sebagian harta kita untuk sesamaHarta benda yang kita
miliki tidak pernah akan berkurang hanya karena kita bersedekah kepada sesama.
Melainkan harta kita akan tambahkan dua kali atau bahkan lebih banyak lagi dari
harta yang kita amalkan.
Abu Sulaimanad-Darani pernah berkata,
"Barang siapa yang melakukan kebaikan disiang hari, maka ia akan merasa
kecukupan dimalam hari. Dan barang siapa melakukan kebaikan dimalam hari, maka
ia akan merasa kecukupan disiang hari. "
Dari perkataan diatas kita dapat
menyimpulkan Allah SWT akan menarik kebaikan yang satu dengan kebikan yang
lain. Yang selalu melengkapi satu sama lain. Seperti jika seseorang melakukan
suatu kebaikan, maka dengan kebaikannya itu Allah SWT akan mencukupinya, dan
Allah SWT juga akan menolongnya agar dia dapat melakukan kebaikan yang lain.
Karena pada dasarnya kebaikan itu dapat menarik satu kebikan dengan kebaikan
yang lain.
Sumber: http://annisarahma23.blogspot.com/2013/04/kebaikan-di-balas-kebaikan_1.html
Kita tidak akan sanggup mengekang amarah dan hawa nafsu secara keseluruhan hingga tidak meninggalkan bekas apapun dalam diri kita.
ReplyDeleteNamun jika mencoba untuk mengendalikan keduanya dengan cara latihan dan kesungguhan yang kuat, tentu kita akan bisa.
(Imam al Ghazali)